Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Minggu, 29 April 2012

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

1. Tinjauan Teori Hipertensi

A. Definisi
- Suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal ( tekanan systole diatas 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg) (Arita Murwani, 2009 : 73)
- Kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolic >90 mmHg (untuk usia <60 tahun) dan tekanan sistolik ≥160 mmHg dan atau tekanan diastolic >95 mmHg (untuk usia >60 tahun) (Taufan Nugroho, 2011 : 263)

B. Etiologi

Menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu:

Hipertensi primer (essensial) :
o Keturunan
o Umur
o Psikis
Hipertensi sekunder:
o Penyakit ginjal (glumerulus nephitis akuta/kronika)
o Tumor dalam rongga kepala
o Penyakit syaraf
o Toxemia gravidarum

Factor yang menunjang:
o Adakah riwayat penyakit system kardiovaskuler atau ginjal sebelumnya
o Obesitas
o Aktivitas yang terlalu melelahkan (gerak badan)
o Emosional/ketegangan mental
o Umur semakin tua makin bertambah desakan(50-60)
(Arita Murwani, 2009 : 73-74)
C. Patofisiologi
Tekanan akan sangat mempengaruhi terhadap tingginya desakan darah. Tekanan ini terjadi pada pembuluh darah perifer. Tahanan terbesar di alami oleh arteriolae sehingga perbedaan desakan besar bila arteriolae menyempit akan menaikkan desakan darah.
Stadium pertama dari hipertensi sensiil adalah kenaikan tonus dari arteriolae. (Arita Murwani, 2009 : 74)

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
• Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
• Sakit kepala
• Epistaksis
• Pusing / migrain
• Rasa berat ditengkuk
• Sukar tidur
• Mata berkunang kunang
• Lemah dan lelah
• Muka pucat
• Suhu tubuh rendah
(http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-hipertensi.html)
E. Pemeriksaan Diagnostik
- Mengukur tekanan darah, pada kedua tangan ketika pasien terlentang dan tegak setiap 1-2 jam sekali
- Mengukur berat badan,tinggi badan ( BB ideal, gemuk, obesitas)
- Pemeriksaan khusus:
 Jantung ( pada gagal jantung kanan terjadi oedema perifer, sesak napas)
 ECG
 Foto Thorax
 Echocardiogram
 Pada mata fundus copi (pembuluh darah pada retina menjadi tipis)
- Pemeriksaan darah : cholesterol, uric acid, gula darah, creatinin, ureum, clearance, trigliserida, electrolit.
- Pemeriksaan IVP.( Arita Murwani, 2009 : 75)

- Criteria diagnose:
 Tekanan darah diatas normal
 Sebagian kecil mengeluh : sakit kepala, berdebar-debar, dll.
 Gejala yang muncul tergantung organ yang terkena
- Pemeriksaan penunjang:
 Mencari factor resiko: kolesterol serum, trigliserida, gula darah.
 Mencari komplikasi : ureum, kreatinin, proteinuria, ronsen torak.( Taufan Nugroho, 2011 : 265)
F. Penatalaksanaan Medis
- Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan causal
- Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk enurunkan tekanan darah dengan harapan meprpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
- Upaya menurnkan tekanan darah ilakukan dengan mengunakan obat anti hipertensi selain dengan perubaha gaya hidup.
- Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan memunkginakn besat untuk seumur hidup.
Terapi :
 Diet rendah garam
 Penurunan berat badan, olahraga, latihan jiwa ( yoga, dll.)
 Diuretic
 Penghambat adrenergic
 Penyekat alfa 1
 Penyekat beta
 Vasodilator
 Penghambat ACE
 Penghambat kalsium
Penyulit :
- Perdarahan otak, perdarahan retina, dekompensasi cordis.
- Stroke, penyakit jantung, gagal ginjal.
Lama Perawatan : 1 minggu.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
• Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
• Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
• Penurunan berat badan
• Penurunan asupan etanol
• Menghentikan merokok
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
• Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
• Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
• Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
• Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
• Tehnik Biofeedback --> Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
• Tehnik relaksasi --> Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

5. Kolaborasi dengan dokter mengenai terapi obat dan fisioterapi

2. Tinjauan Teori ASKEP Hipertensi
A. Pengkajian (Data Subjektif dan Data Objektif)
DS:
 Mengeluh sakit kepala
 Pandangan berkunang-kunang
 Leher kaku
DO:
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan HR

B. Masalah Keperawatan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular


C. Perencanaan
1. Jelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi
2. Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas:
 Ukur nadi,tensi,pernafasan sebelum beraktivitas dan segera setelah melakukan aktivitas dan 3 menit setelah istirahat.
 Hentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak, vertilago, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun, pernafasan turun.
3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak sedikitnya 2x sehari.
4. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari-hari
5. Motivasi peningkatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai
6. Secara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3x sehari dan seterusnya.
7. Ajarkan metode penghematan energy:
 Luangkan waktu istirahat selama aktivitas
 Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas.
8. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan klien, k/p libatkan keluarga.
9. Untuk klien yang mengalami penurunan curah jantung: observasi suhu, nadi, pernafasan, tensi, HR, irama jantung, gambaran ECG, intake-output cairan(terutama cairan IV dan urine)
10. Untuk klien yang mengalami hipoksia: observasi adanya sesak, sianosis, ganguan mental, pucat, kulit dingin/lembab.
11. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan, diet dan fisoterapi.






D. Pelaksanaan
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

E. Evaluasi
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

3. Daftar Pustaka
Arita Murwani. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Mitra Cendikia; Yogyakarta, cetakan kedua, Maret 2009
Taufan Nugroho. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Nuha Medika; Yogyakarta, Juni 2011
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-hipertensi.html

3 komentar:

Komentarlah dengan baik dan sopan